Seniman asal Toronto, Kanada, Lisa Murphy telah meluncurkan edisi perdana majalah dewasa bergambar khusus tunanetra. Majalah dewasa tersebut dilengkapi dengan 17 gambar erotis yang timbul. Posenya, antara lain, wanita berdisko, seorang wanita dengan payudara yang sempurna, dan robot cinta untuk laki-laki. Untuk pengerjaan satu gambar saja, Lisa membutuhkan sedikitnya 50 jam kerja.
"Majalah dewasa untuk tuna netra terbit," tulis Telegraph kemarin. Edisi cetak yang diberi judul Tactile Minds (pikiran yang dapat diraba) itu memang dirancang bagi mereka yang bermasalah dengan penglihatan.
Menurut Lisa, dia membuat majalah seharga GBP 150 (Rp 2 juta) itu untuk mengisi celah kosong di pasaran majalah dewasa. "Tidak ada buku bergambar orang telanjang untuk orang dewasa versi Braille. Kami memulai babak baru. Playboy memang pernah memiliki edisi Braille, tetapi tidak bergambar," kata seniman berusia 35 tahun itu.
Antara 1970 hingga 1985 majalah Playboy mencetak majalah versi Braille, tapi tanpa gambar timbul. Sedang majalah yang baru ini membuat terobosan menggunakan gambar versi Braille, sehingga tunanetra bisa menikmatinya. Lisa mengatakan membuat majalah tersebut setelah menyadari bahwa orang-orang tunanetra telah tertinggal dari budaya bergambar bertema seksual
Sumber : acidcow.com
"Majalah dewasa untuk tuna netra terbit," tulis Telegraph kemarin. Edisi cetak yang diberi judul Tactile Minds (pikiran yang dapat diraba) itu memang dirancang bagi mereka yang bermasalah dengan penglihatan.
Menurut Lisa, dia membuat majalah seharga GBP 150 (Rp 2 juta) itu untuk mengisi celah kosong di pasaran majalah dewasa. "Tidak ada buku bergambar orang telanjang untuk orang dewasa versi Braille. Kami memulai babak baru. Playboy memang pernah memiliki edisi Braille, tetapi tidak bergambar," kata seniman berusia 35 tahun itu.
Antara 1970 hingga 1985 majalah Playboy mencetak majalah versi Braille, tapi tanpa gambar timbul. Sedang majalah yang baru ini membuat terobosan menggunakan gambar versi Braille, sehingga tunanetra bisa menikmatinya. Lisa mengatakan membuat majalah tersebut setelah menyadari bahwa orang-orang tunanetra telah tertinggal dari budaya bergambar bertema seksual
Sumber : acidcow.com